Belakang ini viral tentang pembagian nasi anjing bagi masyarakat miskin yang tidak mampu, atau bagi mereka terkena dampak dari krisis akibat Covid-19.
Pertanyaannya; Kenapa pula dikasih nama nasi anjing jika sudah ada namanya nasi kucing?
Nasi kucing.
Dalam literatur yang pernah saya baca, nasi kucing adalah makanan yang diberikan/dijual buat masyarakat miskin pada jaman Belanda karena mereka menderita kemiskinan.
Diberikan nama nasi kucing, mungkin kucing merupakan hewan yang akrab dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Kucing bisa hidup dalam hal yang privasi seperti tinggal di dalam rumah dan bahkan bisa makan bersama dengan tuannya dalam satu piring yang sama.
Sehingga kehidupan manusia dengan kucing adalah merupakan harmonisasi yang "setara". Dimana hidupnya seekor kucing juga hidupnya sang tuan.
Sehingga bila ada sebutan makan nasi kucing maka ini menggambarkan bagaimana realita hidup masyarakat dengan kucing yang bisa bersatu dalam hal yang pribadi.
Sekarang ada sebutan nasi anjing?
Anjing merupakan hewan yang juga hidup bersama manusia tapi anjing tidak bisa hidup dalam hal yang sifatnya privasi. Anjing hanya hidup bersama tuannya sebagai "budak". Budak yang harus menjalankan perintah tuannya, baik itu dalam berburu maupun dalam menjaga keamanan. Sehingga sebutan anjing adalah sebutan yang merendahkan dan menghina bila manusia disetarakan dengan anjing.
Berbeda dengan jaman sekarang, anjing sudah bisa hidup bersama tuannya sebagaimana kucing hidup bersama tuannya.
Akan tetapi:
Anjing tetaplah anjing
Kehidupan anjing tetap tidak bisa sama sebagaimana kehidupan kucing dengan tuannya. Kucing masih bisa makan bersama tuannya walaupun dia mendapatkan posisi di bawah meja.
Sedangkan anjing, dia tetap makan diluar rumah dengan piring khusus. Bilapun di dalam rumah, tapi tempatnya disudut-sudut rumah, di dapur atau di teras belakang rumah.
Anjing tetaplah anjing.
Kucing masih bisa makan menggunakan piring bekas tuannya dan tuannya masih bisa menggunaka piring yang dipakai oleh kucing peliharaanya.
Tapi anjing, tetap tidak bisa mendapatkan posisi yang setara dengan kucing. Anjing tidak mungkin makan sepiring dengan tuannya. Tidak usah sepiring, menggunakan piring bekas tuannya saja tidak boleh.
Anjing tetaplah anjing.
Kucing masih diberi tempat istimewa, masih bisa tidur seranjang dengan tuannya atau paling tidak dia diberi "ranjang" yang terpisah.
Sedangkan anjing, dia tetap harus tidur diluar rumah, dalam kandang, diikat dengan rantai. Sekalipun sudah mendapat posisi di dalam rumah, tapi anjing tetap tidak bisa mendapatkan apa yang kucing dapatkan.
Anjing tetaplah anjing.
Kucing tetap mendapatkan tempat yang istimewa dalam kehidupan manusia, karena kucing merupakan hewan yang dapat menyatu dan beradaptasi dengan kehidupan manusia.
Anjing tetaplah binatang yang menjijikkan, sekalipun anjing sudah masuk kedalam kehidupan privasi manusia, tapi anjing tidak bisa memberikan hak privasi bagi manusia.
Bila sekarang ada sebutan nasi anjing, maka kapan-kapan akan ada sebutan nasi asu.