Berikut ini merupakan kutipan tulisan K.Bagus Hadikusumo, Anggauta parlemen padatahun 1952, berbicara mengenai krisis politik dan akhlak pada tahun 1952.
SUARA MAHUMMADIJAH No. 19
Dj. Achir 1371/Maret 1952
TAHUN RE XXVIII
Anggauta parlemen K.Bagus Hadikusumo:
UNTUK MENGATASI KRISIS POLITIK HARUS KEMBALI PADA PELADJARAN2 AGAMA
(Tiap pelanggaran terhadap tuntutan agama akan membuat kerusakan dunia)
Djakarta, 27,2 (A.P.B.).
ANGGAUTA parlemen Republik Indonesta, K. Bagus Hadikusumo, jang djuga mendjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadijah sewaktu ditama pendapatnja "sampai kemanakah roh Agama bagi usaha mengatasi krisis politik dan krisis achlak jg sekarang tengah meradjalela di lndonesia, menerangkan, bahwa kedudukan Agama merupakan suatu faktor yang sangat penting bagi usaha mengatasi kesulitan-kesulitan jang sekarang sedang dialami oleh Indonesia. Karena hanja dgn Agamalah, maka krisis achlak dan djuga krisis politik akan dapat diatasinja."
Menurut pendapat K. Bagus Hadikusumo. bahwa kalau seseorang bersungguh-2 berpedoman pada tuntutan-tuntutan Agama, maka tentu mereka tidak akan mendjalankan sesuatu kebidjaksanaan politik jg hanja akan membuahkan krisis, baik krisis politik maupun krtsis achlak, "sehingga dapatlah dikemukakan, bahwa kalau seseorang lebih teguh memegang tuntutan-tuntutan Agama, maka tidak akan dihinggapi pula oleh sesuatu krisis, karena mereka sendiri tidak mentiati djalan krisis. Diandjurkannja agar dlm usahanja buat mengatast segala kesulitan-kesulitan jg ditimbulkan oleh karena meradjalela krisis achlak sekarang ini. Pemerintah hendaknja lebih mengutamakan perhatiannya pada Agarna. Karena dalam hal jg seperti dialami oleh Indonesia sekarang ini, hanja Agama jg. merupakan obat buat memperbaikimja. Sedang soal ekonomi pada hakekatnja bukanlah mendjadi ukuran jg. tepat. Karena krisis jang meradjalela sekarang bukannja ditimbulkan oleh krisis ekonomi, melainkan oleh krists politik dan krtsis achlak semata mata, sebagaimana djuga jg telah diuraikan oleh Dr. Hjalmar Schacht dlm laporannja mengenai situasi Indonesia.
Dinjatakan selandjutnja, bahwa sesungguhnja setiap pelanggaran terhadap Agama tentu akan menimbulkan kerusakan, baik ketjil maupun besar. Dan apabila pelanggaran-pelanggaran itu besar, maka sudah tentua akibatnja akan membawa bentjana besar pula. Menurut pendapatnja pula, bahwa kalau setiap manusta takut akan Tuhannja, maka sudah tentu pula mereka tidak akan mendjalankan kedjahatan-kedjahatan. Hal inilah perlu mendjadi perhatian kalangan pemimpin negara kita sekarang. Karena segala teori jang celah ditjobakan manusia sekarang ini sudah tidak dapat didjalankan lagi buat mentjari perdamaian, ketjuali dgn Agama.