Category : Religious > Dunia Islam
Author ; Syamsul Arham
Date : 28 November 2016, 17:56:19
Hits : 1301

Aksi Bela Islam 212

Setelah melakukan tarik-ulur yang ketat antara Kepolisian dengan GNPF-MUI tentang aksi demo 212, akhirnya tercapai suatu kesepakatan dimana demo 212 boleh dilakukan sepanjang pelaksanaannya aman dan terkendali.

Tentu bukan suatu hal yang mudah untuk menyatukan dua kepentingan yang bertolak belakang, tapi demi kelangsungan demokrasi maka kesepakatan bisa dicapai walaupun masing-masing pihak harus mengorbankan beberapa rencana-rencana aksi dari GNPF-MUI dan beberapa kepentingan Kepolisian dalam menghadapi demo.

Demo 212 sangat berbeda dengan demo 411.

Demo 411 dilakukan oleh berbagai komponen atau boleh dikatakan seluruh ummat Islam di Indonesia bahkan dunia yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI. Sehingga dalam demo ini hanya ada satu kepentingan yang bermain tidak ada kepentingan lain.

Sedangkan demo 212 tidak lagi dilakukan oleh satu kelompok yang tergabung dalam GNPF-MUI, tapi ada kelompok lain yaitu kelompok buruh yang tadinya demo ditanggal 25 November tapi diundurkan jadwalnya untuk bergabung dengan GNPF-MUI.

Berkaca dari demo 411 yang dilakukan dengan sangat aman dan banyak dipuji walaupun ada insiden, tapi itupun masih dijadikan bulan-bulanan oleh mereka yang tidak suka gerakan GNPF-MUI. Aplagi jika aksi demo ini berakhir rusuh, tentu ummat Islam akan dijadikan korban sebagai biang kerusuhan dan disintegrasi bangsa.

Kita sudah melihat, selama ini demo yang dilakukan oleh buruh cenderung keras dan terkesan radikal dimana demo yang mereka lakukan mengganggu kepentingan orang banyak yang tidak ikut demo dan terkadang rusuh.

Maka bisa dibayangkan bila demo 212 yang dilakukan oleh GNPF-MUI dan juga diikuti oleh buruh tentu akan mempunyai resiko yang sangat besar bila tidak dilakukan dengan hati-hati. Nama Islam akan menjadi taruhan, karena demo 212 yang menjadi ikon adalah umat Islam bukan buruh. Maka kesalahan dalam mengelola akan membuat citra Islam akan tercemar dan ini menjadi kesempatan bagi mereka pembenci Islam untuk melakukan pengrusakan citra Islam.

Dengan adanya kesepakatan ini tentu diharapkan kejadian di atas tidak akan terjadi, karena demo yang dilakukan dengan berdiri dan bergerombol lebih mudah diprovokasi oleh oknum-oknum yang menyelinap kedalam barisan.

Berbeda dengan demo gelar sajadah, semua peserta demo duduk menggelar sajadah, tidak ada gerombolan, tidak ada teriakan tidak ada provokasi, semua terpusat untuk berzikir dan mendengarkan tausiah dan orasi yang terpusat.

Jadi kalau para buruh ingin bergabung dengan GNPF-MUI, maka mereka harus ikut aturan GNPF-MUI, gelar sajadah dan dudik bersama-sama untuk berzikir.

Tapi bila mereka ingin tetap melakukan aksi demo "konvensional" dengan cara bergerombol dan teriak-teriak, maka mereka bisa melakiukannya di tempat lain, bukan di area yang telah disediakan untuk GNPF-MUI.

Semoga demo Aksi Bela Islam III yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember ini bisa berjalan dengan aman dan tertib dan tentu tujuannya bisa tercapai.

Amiin...
 
 
Jakarta, 28 November 2012.
Post related
  • Amerika Negara Kampiun Demokrasi
  • Proses Genosida Ras Palestina
  • Social Media